[Korea Trip: Part 5] Gangnam district, a day with our lovely Lecture

a day with bu hanim

Awalnya trip Korea ini bisa terwujud, selain karena sieta sani, jauh hari sebelumnya juga sudah diawali dari becandaan dengan  bu hanim "mau dong bu nyusul ke Korea." Bu hanim yang sedang menimba ilmu di Negeri Korea ini sukses membuat kita makin pingin nyusulin pergi ke Korea. Kalau kita lagi becandaan gitu, dengan santainya bu hanim menjawab "ya udah, nyusul aja, tapi tiketnya beli sendiri-sendiri." Eh, dan sekarang terwujud beneran deh, dapet tiket, dan beneran berangkat. Maka makin ga ragu lagi lah dengan kalimat "ucapan adalah doa."

Hari sabtu ini, bu Hanim akan datang ke Seoul. Oleh karena itu, seharian ini akan kita dedikaskan untuk bu hanim, pokoknya terserah bu hanim mau ajak kita kemana atau mau ditemenin kita kemana.

Seosomun History Park
Sambil menunggu kereta bu hanim yang baru tiba di Seoul Station sekitar jam 11an. Paginya kita hunting foto dulu di Seosomun History Park, sebuah taman yang sering kita pandang dari atas jendela apartement. Lokasinya memang tepat sekali disampingnya Brown Stone tempat kita menginap kemarin, dan dekat juga dari guesthouse kita sekarang. Maka, sambil mengisi waktu menunggu kedatangan kereta bu hanim, ya explore dulu lah tempat-tempat yang bisa di explore, daripada cuma nunggu sambil jempalitan di kasur gueshouse.

Nyantai di Seosomun History Park

Soal cerita sejarah atau nilai budaya dari Seosomun History Park, mohon maaf ga bisa cerita. Bukan karena apa-apa, karena emang kita ga cari tahu, kita udah terpesona dulu sama bunga-bunga di taman ini, jadi lebih menarik buat hunting-hunting foto, padahal disini ada museumnya juga.

Awalnya pas mau kesini kepikiran buat hunting foto dengan latar daun-daun yang memerah di musim gugur, soalnya kalau dilihat dari atas kok keliatan bagus. Tapi pas udah di taman, ternyata ada yang lebih menarik perhatian kita, yaitu sehampar bunga pink muhly yang lagi mekar. Eh udah nemu ini bunga aja, padahal besok baru mau diburu.

Taman pink muhly [Dok. Pribadi/@umi_hapsari]

Gangnam District
Setelah temu kangen dengan bu hanim, dan setelah ala-ala main runing man (alias drama cari-carian) untuk berjumpa sekilas dengan bu markum di Seoul Stasiun, kita melanjutkan perjalanan ke Gangnam. Tujuan utama di Gangnam adalah starfield di Coex mall, yaitu sebuah perpustakaan di dalam sebuah pusat perbelanjaan. Ini bukan suatu kesengajaan "mentang-mentang sama bu dosen terus mainnya ke perpustakaan" haha... ini cuma kebetulan aja.

Spot terhits di Starfield

Kalau kemarin terkaget "ini kampus apa tempat wisata" nah kalau sekarang terkaget "ini mall atau perpustakaan" bahkan "ini perpustakaan atau spot foto buat instagram." Kalau menurutku sih, ini destinasi buat foto-foto yang didesain seperti perpustakaan, karena dsri sekilas pandangan, terlihat lebih banyak buku-buku yang jadi pajangan daripada yang bisa dibaca, dan juga lebih banyak orang-orang yang sibuk foto-foto daripada baca buku.

Di starfield kita cuma sebentar aja, ya iya lah lha wong ga liat-liat buku, cuma foto-foto aja sambil naik turun eskalator. Kita lebih banyak menikmati suasana sambil bercerita di sepanjang perjalanan pergi pulang dari Seoul ke Coex. Sekitaran Gangnam street ini emang pas banget buat jalan santai, pedestriannya sangat cantik, pohon-pohon rapi menaungi, dan ga ada deretan pelapak. Foodstreet di depan Coex juga rapi teratur, enak dipandang mata.

Jajan di foodstreetnya Gangnam

Meski cuma baru ke coex aja, a day with bu hanim kali ini harus dicukupkan karena bu hanim harus kembali ke Daejon dengan kereta jam 19. Jadi, maap ya niha, walau kita ke gangnam tapi kita ga mampir ke toko original marchandise k-pop yang kamu idam-idamkan. Udah seadanya yang di Line store aja ya.

Setelah barter titipan di guesthouse, kemudian di Seoul Station lagi, tempat kita berjumpa dan berpisah. Pulang dari Seoul Station kita ga melanjutkan explore lagi, mau tidur lebih cepet aja, persiapan besok explore sisi lain Seoul. Kita hanya mampir ke Lottemart untuk kembali menambah perbekalan makan untuk beberapa hari kedepan.

Comments

Popular posts from this blog

10 Alasan Pilih Kampung Prai Ijing sebagai Tujuan Wisata Budaya Sumba

11 Fakta Fulan Fehan, Padang Rumput Indah di Ujung Perbatasan NTT

Pantai Glagah: bukan karang tapi beton