[Korea Trip: Part 4] Sehari jelajahi Seoul tanpa bikin itenerary

Ewha Womans University [Dok. Pribadi/@umi_hapsari]

Itaewon

Kegiatan pagi ini dimulai dengan menyusuri jalanan di Itaewon, yang rasanya kayak jalan di pedestrian Malioboro, untuk apa? lagi-lagi untuk mencari titipannya niha. Ya, Itaewon memang salah satu destinasi yang jadi rencana akan dikunjungi, tapi tidak dengan Line Store. Demi apa kita sempatkan dulu? adalah demi ketentraman hati niha yang ditinggalkan di Jogja.

Line store Itaewon

Keluar dari Line Store kita masih berkutat dengan usaha mencari titipannya niha. Berdasarkan informasi di Navermap ada asics store disini, setelah kita kunjungi ternyata itu toko khusus model yang sepatu sport, lagi-lagi pencarian berbuah nihil. Oke, baiklah.. cukup kita sudahi sampe disini untuk pencarian barang titipannya niha. Meski dia masih minta untuk dicarikan ke Line Store yang di Gangnam, ya liat aja nanti lah kita kesana ga.. pokoknya disudahi dulu pencarian titipannya, kita mau nikmati perjalanan kita di Seoul.

Ga tahan lihat warung-warung kebab, akhirnya mampir dulu, beli kebab jumbo 9.500 won buat dimakan berdua. Itaewon memang surganya kuliner halal di Seoul. Masjid terbesar di Seoul juga letaknya di Itaewon ini. Tapi kita lupa ga mengunjungi masjid ini, gara-gara keasyikan ngobrol sama Ahjuma yang nyamperin kita yang lagi makan kebab di pinggir jalan.

Kebab yang dibagi dua

Gara-gara ngobrol sama Ahjuma ini, jadi kepikiran abis ini pergi ke Ehwa. Setelah ditinggal dik nada train to Busan, memang hari ini itinerary ku dan umi makin ga jelas, dan akhirnya kita memutuskan pergi ke ke Ewha aja.

Ewha Woman's University
Ewha ini kayaknya belakangan jadi tempat yang hits se-Instagram raya buat hunting foto. Waktu nyari-nyari referensi destinasi, Ehwa ini salah satu rekomendasi teratas. Dan ternyata emang bener, arsitektur kampus ini memang bagus. Banyak yang bisa dijadiin spot foto yang tentunya Instragramable banget.

Spot Instagramable Ewha Womans University

Sempet kaget juga, pas kesini kirain bakalan private kayak di Bukchon gitu, eh ternyata disini malah ga kayak suasana kampus, beneran kayak tempat wisata. Apalagi kalau masuk dari gerbang utama, sebelum masuk berderet pertokoan semacam di Myeongdong street. Nah kalau lewat pintu belakang, baru kerasa kalau itu emang kawasan kampus. Jadi bisa foto ala-ala anak kuliah nih.

Namdaemun Market
Namdaemun market akhirnya jadi destinasi pamungkas di hari ini. Setelah balik ke guesthouse dari Ewha tadi, abis magrib kita baru jalan lagi. Karena terlalu sayang kalau cuma leha-leha di kasur aja, maka kita tetep pergi tapi mau yang deket-deket aja dan nyantai aja. Kepikiran datang ke Namdaemun gara-gara pas kemaren mau ke Namsan tower nglewatin Namdaemun ini, dan kayaknya menarik untuk cari oleh-oleh yang serbarupa.

Ternyata perkiraan tepat, di Namdaemun ini kita nemu Magnet, cermin, gantungan kunci yang harganya murah-murah. Ga kayak yang ditawarin di Myeongdong. Beli magnet disini dengan harga 5.000 won bisa dapet 4 pack yang isinya masing-masing 8-9 biji. Bener-bener cocok banget deh buah cari oleh-oleh versi grosiran. Sayangnya kita udah kemaleman pas kesini, udah banyak lapak yang tutup. Sepertinya Namdaemun lebih cocok dijelajahi di siang hari.

Mborong magnet dan cermin

Meski tanpa itenerary yang jelas, tapi explore hari ini tidak mengecewakan dan cukup banyak kejutan, yang sedikit banyak membuat kita bahagia dengan hal-hal receh. Seperti, hari ini untuk pertama kalinya kita jajan makanan siap saji selama di Seoul, terus ketemu ahjuma yang ramah banget, terus bisa nikmati kampus rasa tempat wisata, terus salah arah naik bus dan harus muter lagi, dan terkahir nemu magnet yang murah meriah.

Setelah seharian ini dengan itenerary ter-ga-jelas ini, malemnya kita mikir untuk 3 hari kedepan kita mau kemana. Untuk sabtu besok, karena bu Hanim mau datang ke Seoul, maka kita dedikasikan waktu kita a day with bu Hanim, terserah bu Hanim mau ajak kita kemana atau mau dianterin kemana. Dua hari selanjutnya, kita pingin keluar dari jantung kota Seoul, ke tempat-tempat yang ga cuma isinya foodstreet dan toko-toko. Akhirnya kemanakah kita? Simak cerita selanjutnya ya...


Comments

Popular posts from this blog

10 Alasan Pilih Kampung Prai Ijing sebagai Tujuan Wisata Budaya Sumba

11 Fakta Fulan Fehan, Padang Rumput Indah di Ujung Perbatasan NTT

Pantai Glagah: bukan karang tapi beton