Semi Backpacker Malaysia - Singapura, Plesiran Berkedok Study Tour (part 1)
KLCC park (photo by DSLR Sani)
Cerita perjalanan yang udah cukup lama, tadinya hampir ga diposting udah kelamaan di draft dan takut udah basi. Tapi dipikir-pikir karena selama perjalanan banyak cerita yang bisa diceritakan dan bisa dijadikan pelajaran buat yang NEXT TIME!! mau pergi kesana, maka ya udah lah diposting aja, mungkin masih ada yang bisa jadi referensi.
Cerita diawali dari rencana kami teman-teman sekelas akan mengunjungi Malaysia dalam rangkaian study tour sekitar bulan oktober atau november. Rencana pun gayung bersambut dengan info dari Dosen bahwa kita disarankan untuk skalian mengikuti acara Student Gathering Teknik Pertanian Malaysia-Indonesia yang akan dilaksanakan pada akhir agustus. Langsunglah kami pesan tiket, karna rentang waktu sudah agak mepet dan waktu menyesuaikan jadwal acara maka jadilah harganya bukan sepenuhnya harga promo. Ya sudahlah alamat perjalanan ala standar minimum.
Fly with AirAsia
Hari itu, hari Minggu pagi kami bersiap untuk berangkat, dengan total jumlah pasukan 9 orang yaitu aku, mbak Andra, mas Luthfi, Wisnu, Ririn, Iren, Wawan sang ketua rombongan, serta Sieta n Sani yang merangkap sebagai tour guide karna mereka telah beberapa kali main-main ke negri seberang. Pukul 9.00 meeting poin kita di Bandara Internasional Adi Sucipto terminal B, agak gasik sih karna jadwal terbang kita pukul 11.45. Untuk keberangkatan kami pesan bagasi 25kg untuk dipakai bersama-sama 9 orang (maklum naik airasia, jadi tanpa free bagasi). Oleh karena itu kami berusaha agar koper tidak boleh lebih dari 7 kilo agar bisa dibawa ke cabin, dan disiapkan oleh beberapa teman koper yang agak besar supaya muat untuk barang belanjaan. Kami memilih airasia, selain karena murah juga karena jika penerbangan dari jogja hanya airasia yang menyediakan direct flight menuju Kuala Lumpur, maskapai lainnya harus transit terlebih dahulu.
Sekitar pukul 3 sore waktu Malaysia pesawat kami landing di KLIA 2 dengan selamat dan sedikit lapar dan haus. Karna biar irit kami tidak membeli makanan di pesawat, untunglah ada nasi goreng bekal dari fany yang bisa kita nikmati sembari menunggu kereta KLIA express. Meskipun tarifnya lebih mahal dari pada angkutan bus yaitu sebesar 35 RM, KLIA express menjadi pilihan kami agar bisa cepat mengingat pada jam-jam tersebut mulai jam kemacetan di KL. Untuk sampai ke bukit bintang kami harus transit dulu di stasiun KL Central dan ganti kereta dengan MRT, tapi tenang untuk tarif MRT cukup terjangkau hanya sekitar 2-4 RM per tujuan. Untuk menuju bukit bintang dari KLIA harus transit di 3 stasiun dan berganti MRT yaitu di stasiun KL Cetral, Masjid Jamek, dan Hang Tuan, jadi karna banyak transit maka jangan sampai keribetan sendiri ya dengan barang bawaan.
Bukit Bintang - KLCC Park
Sampai di bukit bintang kami check in di hostel, sejenak istirahat, sholat, drop barang lanjut cari makan di Pavilion dan berkeliling-keliling sebentar lanjut jalan ke Petronas Twin Tower. Foto-foto di depan Petronas jadi agenda wajib sambil menikmati air mancur menari mengikuti irama alunan musik. Kami juga sempat minum dan mengisi botol dari kran drinking water disekitar petronas (saking-sakingnya biar irit tapi ujung-ujungnya tetep beli juga karna di Malaysia belum banyak spot drinking water).
Pukul 22.30 kami masih asyik berfoto di plataran petronas sampai akhirnya diusir oleh satpam (ternyata walau hanya diluar area petronas tetap ada jam malamnya, hmmm jd ga ada cerita deh muda-mudi keliaran di sekitar petronas waktu tengah malam). Oh iya, sepanjang kami berkeliling bukit bintang tadi kami tidak menggunakan moda trasportasi, selain MRT yang membawa kami ke bukit bintang transportasi kami selanjutnya yaitu dengan berjalan kaki (jadi siapkan fisik dan alas kaki yang nyaman jangan sampai mengganggu perjalanan).
Hostel untuk tempat bermalam pun sengaja dipilih di sekitar bukit bintang untuk kemudahan transportasi dan efisiensi waktu, meskipun harga hostel di sekitar bukit bintang terhitung cukup mahal yaitu sekitar 40 RM per bed (kalo ga salah agak lupa). Kami memesan 2 kamar hostel, kamar dengan 4 bed untuk yang cowok, dan kamar 6 bed untuk yang cewek. Meskipun untuk kamar yang cewek masih sisa 1 bed tapi kami ga berbagi untuk tamu rombongan lain.
Batu Caves dan Pasar Seni
Hari ke 2 di Malaysia, pagi hari langsung check out dari hostel tak lupa menikmati free breakfast dari hostel walau hanya teh/kopi dan roti tawar. Dari bukit bintang kami menuju KL central skalian menitipkan barang-barang di loker. Dengan membeli koin seharga 10 RM sudah bisa untuk menyewa loker sehari dengan 1 loker berkapasitas kurang lebih 3 koper kecil. Dari KL Central kami selanjutnya menuju ke Batu Caves dengan MRT seharga 4 RM. Kurang lebih 30 menit perjalanan kami sudah tiba di stasiun Batu Caves. Sebelum menaiki ratusan anak tangga ke Batu Caves kami menyempatkan untuk menyantap roti cane dan harganya pun cukup terjangkau hanya 5-10 RM.
Setelah naik dan turun di objek wisata Batu Caves dan telah berpuas berfoto bersama burung-burung yang bertebaran kami melanjutkan perjalanan dengan kembali ke KL Central dan kemudian berganti MRT untuk menuju Pasar Seni. Sampai di pasar seni sudah lewat waktu makan siang jadi kami menuju foodcoord sebelum berbelanja. Karena kemungkinan tidak ada waktu untuk berbelanja di Malaysia kami segera mencari barang-barang untuk oleh-oleh dan kenang-kenangan dari Malaysia. Selesai berbelanja kami pun sejenak dapat bersantai karena kami telah meniadakan kunjungan ke Putra Jaya karena kami sore hari sudah harus tiba di Universiti Putra Malaysia (UPM) di Wilayah Serdang.
Meninggalkan pasar seni kami bergerak kembali ke KL Central untuk mengambil barang dan selanjutnya menuju Serdang dengan MRT. Oh iya untuk melaksanakan sholat selama di Malaysia tidak perlu khawatir karena di setiap tempat umum, baik stasiun maupun objek wisata disediakan mushola (surau), dan untuk masalah BAB pun tak masalah karena setiap tandas (wc) disediakan air mengalir.
Universiti Putra Malaysia - Serdang
Setelah kegiatan technical meeting di UPM dan setelah drama seputar tempat bermalam akhirnya kami menginap di hotel di wilayah Seri Kembangan. Kami para cewek-cewek menyewa 1 kamar family room dengan fasilitas 2 singgle bed dan 1 double bed dan 2 private bathroom, plus free breakfast makanan berat, fasilitas dalam kamar udah setara bintang 3 seperti hotel di kota-kota besar Indonesia. Dengan harga yang hampir sama dengan di bukit bintang, ini hotel lebih nyaman, (ya maklum sih, kan lokasinya di pinggiran Kuala Lumpur).
kebetulan dapat airasia limited edition
(photo by iphone Wisnu)
Sekitar pukul 3 sore waktu Malaysia pesawat kami landing di KLIA 2 dengan selamat dan sedikit lapar dan haus. Karna biar irit kami tidak membeli makanan di pesawat, untunglah ada nasi goreng bekal dari fany yang bisa kita nikmati sembari menunggu kereta KLIA express. Meskipun tarifnya lebih mahal dari pada angkutan bus yaitu sebesar 35 RM, KLIA express menjadi pilihan kami agar bisa cepat mengingat pada jam-jam tersebut mulai jam kemacetan di KL. Untuk sampai ke bukit bintang kami harus transit dulu di stasiun KL Central dan ganti kereta dengan MRT, tapi tenang untuk tarif MRT cukup terjangkau hanya sekitar 2-4 RM per tujuan. Untuk menuju bukit bintang dari KLIA harus transit di 3 stasiun dan berganti MRT yaitu di stasiun KL Cetral, Masjid Jamek, dan Hang Tuan, jadi karna banyak transit maka jangan sampai keribetan sendiri ya dengan barang bawaan.
Bukit Bintang - KLCC Park
Sampai di bukit bintang kami check in di hostel, sejenak istirahat, sholat, drop barang lanjut cari makan di Pavilion dan berkeliling-keliling sebentar lanjut jalan ke Petronas Twin Tower. Foto-foto di depan Petronas jadi agenda wajib sambil menikmati air mancur menari mengikuti irama alunan musik. Kami juga sempat minum dan mengisi botol dari kran drinking water disekitar petronas (saking-sakingnya biar irit tapi ujung-ujungnya tetep beli juga karna di Malaysia belum banyak spot drinking water).
Pavilion mall, Petronas Twin Tower
(photo by DSLR Sani)
Pukul 22.30 kami masih asyik berfoto di plataran petronas sampai akhirnya diusir oleh satpam (ternyata walau hanya diluar area petronas tetap ada jam malamnya, hmmm jd ga ada cerita deh muda-mudi keliaran di sekitar petronas waktu tengah malam). Oh iya, sepanjang kami berkeliling bukit bintang tadi kami tidak menggunakan moda trasportasi, selain MRT yang membawa kami ke bukit bintang transportasi kami selanjutnya yaitu dengan berjalan kaki (jadi siapkan fisik dan alas kaki yang nyaman jangan sampai mengganggu perjalanan).
Sebagian jalur pedestrian di Bukit Bintang
(photo by hp Wawan)
Hostel untuk tempat bermalam pun sengaja dipilih di sekitar bukit bintang untuk kemudahan transportasi dan efisiensi waktu, meskipun harga hostel di sekitar bukit bintang terhitung cukup mahal yaitu sekitar 40 RM per bed (kalo ga salah agak lupa). Kami memesan 2 kamar hostel, kamar dengan 4 bed untuk yang cowok, dan kamar 6 bed untuk yang cewek. Meskipun untuk kamar yang cewek masih sisa 1 bed tapi kami ga berbagi untuk tamu rombongan lain.
Batu Caves dan Pasar Seni
Hari ke 2 di Malaysia, pagi hari langsung check out dari hostel tak lupa menikmati free breakfast dari hostel walau hanya teh/kopi dan roti tawar. Dari bukit bintang kami menuju KL central skalian menitipkan barang-barang di loker. Dengan membeli koin seharga 10 RM sudah bisa untuk menyewa loker sehari dengan 1 loker berkapasitas kurang lebih 3 koper kecil. Dari KL Central kami selanjutnya menuju ke Batu Caves dengan MRT seharga 4 RM. Kurang lebih 30 menit perjalanan kami sudah tiba di stasiun Batu Caves. Sebelum menaiki ratusan anak tangga ke Batu Caves kami menyempatkan untuk menyantap roti cane dan harganya pun cukup terjangkau hanya 5-10 RM.
Batu Caves
(photo by hp Wawan)
Setelah naik dan turun di objek wisata Batu Caves dan telah berpuas berfoto bersama burung-burung yang bertebaran kami melanjutkan perjalanan dengan kembali ke KL Central dan kemudian berganti MRT untuk menuju Pasar Seni. Sampai di pasar seni sudah lewat waktu makan siang jadi kami menuju foodcoord sebelum berbelanja. Karena kemungkinan tidak ada waktu untuk berbelanja di Malaysia kami segera mencari barang-barang untuk oleh-oleh dan kenang-kenangan dari Malaysia. Selesai berbelanja kami pun sejenak dapat bersantai karena kami telah meniadakan kunjungan ke Putra Jaya karena kami sore hari sudah harus tiba di Universiti Putra Malaysia (UPM) di Wilayah Serdang.
Pintu masuk Pasar Seni
(photo by iphone Wisnu)
Meninggalkan pasar seni kami bergerak kembali ke KL Central untuk mengambil barang dan selanjutnya menuju Serdang dengan MRT. Oh iya untuk melaksanakan sholat selama di Malaysia tidak perlu khawatir karena di setiap tempat umum, baik stasiun maupun objek wisata disediakan mushola (surau), dan untuk masalah BAB pun tak masalah karena setiap tandas (wc) disediakan air mengalir.
Universiti Putra Malaysia - Serdang
Setelah kegiatan technical meeting di UPM dan setelah drama seputar tempat bermalam akhirnya kami menginap di hotel di wilayah Seri Kembangan. Kami para cewek-cewek menyewa 1 kamar family room dengan fasilitas 2 singgle bed dan 1 double bed dan 2 private bathroom, plus free breakfast makanan berat, fasilitas dalam kamar udah setara bintang 3 seperti hotel di kota-kota besar Indonesia. Dengan harga yang hampir sama dengan di bukit bintang, ini hotel lebih nyaman, (ya maklum sih, kan lokasinya di pinggiran Kuala Lumpur).
Hari ke 3 di Malaysia dan merupakan hari terakhir sebelum bertolak. Seharian ini kegiatan kami mengikuti Conference Agricultural Enggineering di UPM, dan kegiatan paling berkesan pada hari ini adalah kegiatan gathering dengan bersepeda berkeliling UPM. Awalnnya ogah-ogahan males baget ikut sepedaan udah jauh-jauh ke Malaysia masak waktu dan tenaga kita terkuras untuk sepedaan. Tapi ternyata kegiatan sepedaannya seru (maklum karena kita jarang banget sepedaan waktu di Jogja) dah gitu pemandangan dan lingkungan sekitar UPM yang jadi rute sepedaan keren, asri dan sejuk apalagi bukit expo yang jadi tujuan sepedaan, keren. Lumayan banget sebagai ganti karena ga sempet berkunjung ke putra jaya.
Kereta malam menuju Johor Bahru
Selesai sepedaan kita harus bergegas buru-buru untuk menuju stasiun Serdang lanjut KL Central dan melanjutkan perjalanan menuju Johor Bahru dengan kereta malam. Pake drama nunggu bus yang katanya akan mengantar ke stasiun Serdang ga dateng-dateng dan akhirnya dianter pake mobil sama mas faris 2 kali bolak-balik ngebut dan empet-empetan dengan tumpukan koper, plus lari-larian di stasiun Serdang dan KL Central, untung sempet makan di KL Central karena kelaperan banget abis sepadaan. Dan cerita di Malaysia berakhir dengan naik kereta malam Kuala lumpur - Johor bahru yang mana keretanya diluar ekspektasi kita yang terlalu tinggi.
Suasana menunggu kereta di KL Central
(photo by hp Wawan)
Oh iya alasannya kami memilih menggunakan kereta malam dari KL ke Johor Bahru adalah untuk penghematan biaya penginapan. Jadi dengan kereta malam bisa hemat biaya penginapan 1 malam. Rangkaian gerbong kereta malam ini terdiri dari berbagai jenis, ada yang kereta tidur dengan 2 susun bunk bed dikanan kiri, juga ada kereta dengan tempat duduk biasa dengan pilihan fasilitas gerbong bisnis atau eksekutif. Aku dan Sieta sempet jalan menyusuri rangkaian gerbong, dan menurut kita lebih enak gerbong tempat duduk biasa tapi yang eksekutif, daripada yang kereta tidur.
Cerita hari selanjutnya ketika kita sampe di Johor Bahru, nyebrang jembatan menuju singapura, dan cerita-cerita wisata di singapura, plus pengalaman terdrama ada yang ketahan di imigrasi Singapura, dan drama ilang kepisah dari rombongan di singapura, simak di part selanjutnya ya.
Comments
Post a Comment