Bayam di halaman teduh
Sejak tahun 2009 aku dan keluarga sudah ada niatan untuk menamam sayur mayur di halaman rumah. Namun karena niat dan tekat yang masih belum kuat maka sempat beberapa kali terhenti jika hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan. Lahan yang kami gunakan adalah halaman samping rumah yang tidak luas dengan kondisi penyinaran matahari kurang lebih hanya sepertiga dari lama penyinaran normal.
Pakcoy, kangkung, tomat, terong, dan cabai sudah pernah kami coba. Pakcoy yang ditanam waktu itu tumbuhnya kerdil. Sama halnya pakcoy kangkung juga tidak bisa berdaun lebar justru batangnya yang menjulang panjang selain itu juga terserang hama kutu putih. Tomat, cabai, dan terongpun tak luput dari kutu putih. Hmmm, ternyata susah juga bertanam organik di halaman sempit.
Kali ini mencoba tanam bayam, beli bibit eceran di toko bahan pertanian. Bibit seharga 2000 rupiah dapet banyak tinggal disebar-sebar di media tanam. Media tanamnya waktu itu tidak kusiapkan secara khusus, tidak menggunakan perbandingan tertentu antara komposisi tanah dan pupuk. Bayam hanya disebar di media tanam yang sudah beberapakali ku pergunakan. Penyiraman dilakukan secara rutin pagi dan sore dengan menggunakan air kolam ikan. Tidak ada perlakuan pemupukan dan penyemprotan pestisida.
Gangguan yang sempat datang yaitu adanya ulat sayur. Sehingga harus telaten memungut ulat sayur jika ingin menikmati daun bayam.
Tanam yang kali ini baru benar-benar bisa menikmati hasil panen. Pertumbuhan bayam cukup memuaskan, tanaman bayam tumbuh tinggi dan daunnya pun lebar. Namun daunnya agak lebih tipis daripada bayam yang dijual di pasaran, mungkin karena nutrisi dan energi cahaya matahari yang tersedia belum mencukupi untuk menghasilkan biomasa secara optimal.
Comments
Post a Comment