Pembuatan Pupuk Organik

Berawal dari program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, program kerja yang diberi nama Desa Mandi Pangan ini bertujuan untuk membantu suatu desa yang sebenarnya memiliki potensi untuk meningkatkan hasil buminya namun berlum terkelola dengan baik. Pelaksanaan kegiatan desa mandiri pangan berlokasi di desa Sembung, kecamatan Gamping, kabupaten Sleman. Salah satu program yang dicanangkan pada Desa Mandiri Pangan ini adalah pembuatan pupuk organik.

Berikut ini merupakan langkah-langkah proses pembuatan pupuk organik:
1. Disiapkan bahan-bahan yang berupa kotoran sapi/kambing/ayam sebanyak 80% dan bahan lainnya sebanyak 20% berupa jerami/sampah daun, gamping, abu, dan bakteri EM4.
2. Bahan-bahan ini disusun secara berlapis-lapis diatas lahan yang teduh (tidak terkena mayahari langsung).
3. Lapisan pertama disusun kotoran ternak yang berumur 3 hari, lapisan kedua diberi jerami atau sampah daun, lapisan ketiga diberi gamping dan lapisan keempat diberi abu. Setelah lapisan-lapisan tertata selanjutnya disemprotkan bakteri EM4 yang sebelumya telah dilarutkan dalam air gula dan didiamkan selama 1 malam. Pemberian larutan gula ini merupakan sebagai makanan bagi bakteri agar tumbuh dengan baik. Sementara dosis pemberian EM4 sebanyak 1 liter untuk 500 kg berat total.

4. Jika bahan yang akan dijadikan pupuk terdapat banyak, maka setelah pemberian bakteri EM4 maka dapat ditumpuki lapisan 1 lagi yang berupa kotoran ternak yang dilanjutkan lapisan kedua, dan demikian seterusnya.
5. Setelah selesai penyusunan lapisan, selanjutnya lapisan tersebut ditutup rapat dengan plastik/bagor/terpal.




6. Tumpukan yang telah ditutup tersebut kemudian didiamkan selama 4 minggu atau satu bulan, dengan dilakukan pembalikan setiap satu minggunya. selama proses berlangsung suhu adonan tersebut berkisar antara 50-70 derajat celsius.
7. setelah 4 minggu atau jika diraba adonan pupuk sudah kering dan tidak berbau, maka pupuk siap digunakan.


Penggunaan pupuk organik di kalangan petani bukanlah menjadi prioritas, karena para petani menganggap respon dari penggunaan pupuk organik lebih lambat jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia selain lebih praktis juga respon dari tanaman lebih cepat. Tanaman yang diberi pupuk kinia lebih cepat daunnya hijau, lebih cepat berbuah, serta hasilnya lebih banyak dan lebih besar. Namun penggunaan pupuk kimia secara terus menurut dapat merusak sifat fisik dari tanah. Tanah yang selalu diberi pupuk kimia lama-kelamaan menjadi padat dan mengeras, selain itu tanah menjadi ketergantungan terhadap pemberian pupuk dalam mencukupi kandungan bahan organik didalamnya. Disinilah fungsi dari pupuk organik, pupuk organik berfungsi memperbaiki kondisi fisik dari tanah, karena pupuk organik mempunyai kemampuan menetralkan tanah yang asam maupun yang basa sehingga tercipta kondisi yang stabil. Dengan demikian, penggunaan pupuk oranik dan pupuk kimia secara berdampingan dapat menjaga kualitas tanah yang selanjutnya bermanfaat bagi tanaman/komoditas pertanian yang diusahakan.

Comments

Popular posts from this blog

10 Alasan Pilih Kampung Prai Ijing sebagai Tujuan Wisata Budaya Sumba

11 Fakta Fulan Fehan, Padang Rumput Indah di Ujung Perbatasan NTT