Pertanian Lahan Pantai Samas
Jogja! Jogja! Tetap Istimewa. Istimewa Negrinya, Istimewa Orangnya
Jogja! Jogja! Tetap Istimewa. Istimewa untuk Indonesia
-by jogja hip hop foundation-
Tak perlu diragukan lagi, Daerah Istimewa Yogyakarta memang bumi yang kaya raya, mulai ujung utara lereng merapi pun sudah bisa ditanami sampai dengan ujung selatan tepi pantai pun masih bisa ditanami.Tinggal bagaimana saja kita masyarakat jogja memanfaatkan dan mensyukurinya.
Sedikit cerita dari praktikum lapangan Agroklimatologi kemarin minggu di pantai samas yaitu tentang pertanian di lahan pantai. Berikut beberapa cara yang diterapkan di lahan pantai tersebut :
Nampak lahan pasiran daerah menurun ditanami tanaman singkong yang masing setinggi betis. Diujung belakangnya terllihat pohon cemara yang berjejer, nah pohon cemara ini juga berfungsi sebagai windbreak (pematah angin), selain melindungi tanaman dari terpaan kencangnya angin pantai juga berguna untuk melindungi tanaman dari uap air yang mengandung garam yang dibawa oleh angin. Lahan yang membentuk gundukan pasir ini juga berfungsi sebagai windbreak bagi lahan dibawahnya.
Yang ini adalah sumur yang menjadi sumber utama untuk pemenuhan kebutuhan air. Sumur-sumur inilah yang menjadi cikal bakal adanya pertanian lahan pantai. Sumur-sumur tersebut tidak memiliki kadar garam yang tinggi seperti air laut, padahal lahan ini hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari laut. Sehingga air ini memenuhi syarat untuk irigasi. Untuk memanfaatkan air dari sumur digunakan pompa yang bersumber bahan bakar minyak, berbeda dengan pertanian di pantai baru pandansimo yang sumber energinya berasal dari kincir angin dan solar sel (baca Pantai Baru Pandansimo: celah kehidupan di tanah pesisir).
Ini lah contoh lahan pantai yang sudah produktif, terlihat ada beberapa komoditas yang berhasil ditanam di lahan pantai ini antara lain: padi, cabai, singkong, jarak pagar, dan lain-lain.
Comments
Post a Comment