Jogja nol kilometer: aktivitas hari pertama di semester 9

Hari senin lagi, yang berbeda dari senin lainnya yaitu senin ini adalah dimulainya aktivitas perkuliahan di semester Ganjil, dan ini menandakan semester ke 9 bagi kami (hu hu huu mahasiswa tua). Memasuki kawasan kampus UGM aku agak sedikit udik dengan kondisi ini, mulai dari parkir bersama yang mulai penuh banget sampai dengan banyaknya sepeda yang lalu lalang. Ternyata eh ternyata mulai semester ini mulai digalakkan "UGM go green", jadi buat mahasiswa angkatan 2011 tidak diperkenankan membawa kendaraan bermotor untuk memasuki komplek gedung perkuliahan. Jadi mereka harus memarkirkan kendaraannya di area parkir bersama yang sudah disediakan, sebagai gantinya disediakan sepeda gratis untuk digunakan. Sebenernya idenya bagus sih! dan saya sangat mendukung, tapi kasihan bgt kalo aku lihat ketika mereka harus bersepeda melewati jalan kaliurang dan harus bersaing dengan kendaraan bermotor yang padat.

Dan kami 3 orang mahasiswa semester 9 dan 4 orang sarjana kemarin sore, tidak ikut ribet dengan keruwetan lalu lintas di UGM. Agenda kami mengawali semester ini adalah dengan jalan2!!! Dan ini memang beneran jalan2, tidak seperti sebelumnya yang jalan2 berpetualang (baca Goa Pindul dan Puncak Nglanggeran). Yang bikin beda jalan2 kali ini, kami tidak naik motor ataupun mobil tapi mau naik kendaraan umum yaitu trans jogja, hehe... jujur sejak beberapa tahun lalu trans jogja ini beroperasi aku dan beberapa teman belum pernah mencoba armada ini.

Jalan2 hari ini dimulai dari nitipin motor di perpustakaan pusat UGM, dan jalan kaki menuju halte trans jogja shelter kopma. Tidak banyak antrian penumpang di shelter kopma, tapi karna kita bertujuh dengan si big bos jadilah terasa sesak. Masuk ke dalam bus semua pada heboh sendiri, maklum saja ini kali pertama naik trans jogja bagi beberapa dari kami. Sebenernya sumber utama yang bikin heboh adalah si gendut arif yang ga muat duduk di kursi dan bikin sesek sebelah2nya. Penumpang lain yang tadinya jaim pun jadi ikut ketawa2 gara2 tingkah polah kami.


Kami turun di halte kepatihan jalan malioboro, dan lanjut ke ramai mall menemani adim mengambil hp di counter sony ericson. Dari counter hp kami langsung capcus keluar karna tujuan kami bukan jalan2 di mall. Kami melanjutkan perjanan menuju ujung jalan malioboro tentu saja dengan berjalan kaki, ya dengan berjalan kaki biar bisa leluasa berfoto-foto.


  
Setelah langkah-melangkahkan kaki kemudian sampailah didepan taman pintar. Tapi sayang kami tak bisa leluasa menikmati wahana yang ada di taman pintar. Jadi kami hanya menumpang sholat dhuhur dan berfoto-foto ria.


Keluar dari taman pintar si bos besar sudah sangat kelaparan, karna tidak tahu kuliner murah enak yang dekat jadinya kami makan di food court nya toko progo.

Perut kenyang saatnya lanjut jalan kaki lagi, tapi karna terik matahari menyengat akhirnya kami berjalan membelah pasar beringharjo. Hmmm, agak sedikit harus menahan aroma2 pasar, mulai dari aroma ikan asin, bumbu-bumbuan, jamu-jamuan kering, sampai batik-batikan.

Singgah dulu di beteng vredeburg, sayang kami juga tidak bisa leluasa menikmati beteng tersebut. Dan jadilah kami penunggu pohon kamboja di pelataran beteng. Datang di hari senin, bener deh salah hari banget kalo mau wisata di kawasan nol kilometer ini.

 

Siang semakin berlalu, kamipun beranjak ke kawasan nol kilometer jogja. Hanya ingin duduk dan berfoto-foto saja, yang memang itu saja yang bisa dinikmati dari kawasan nol kilometer. Tapi memang kawasan inilah yang wajib sebagai lokasi foto bagi wisatawan yang berkunjung ke jogja, secara lokasi ini notabene jantungnya kota jogja. Bangunan-bangunan peninggalan Belanda menghampar di kawasan ini, ya kawasan nol kilometer ini wisata kota tua jogja.


Dan disinilah akhir jalan-jalan kita yang benar-benar namanya jalan-jalan, secara kaki sudah pegal dimana-mana. Akhirnya kami kembali ke kawasan kampus UGM dengan menaiki trans jogja lagi. Hmmm, benar2 jalan-jalan yang abal-abal.


Comments

Popular posts from this blog

10 Alasan Pilih Kampung Prai Ijing sebagai Tujuan Wisata Budaya Sumba

Pembuatan Pupuk Organik

[Korea Trip: Part 2] Lotte Mart dan Myeongdong, all about belanja