Goa Pindul dan Puncak Nglanggeran: Sisi lain dari Gunung Kidul

Setelah sekian lama hanya wacana saja, akhirnya ada topik juga "duduters on vocation". Meskipun ada yang kurang sih karna ga semua member of duduters bisa ikut, termasuk rajanya dudut yang memelopori acara ini. Tujuan dari jalan2 kali ini adalah di daerah Gunung Kidul.

Gunung kidul memang sudah tidak asing lagi dengan eksotika dibalik bukit karsnya, hamparan pantai selatan dibalik karang kapur sudah tidak diragukan lagi keindahannya. Kali ini kita akan melihat sisi lain dari Gunung Kidul, yaitu Goa Pindul dan Puncak Nglanggeran. Meskipun saya sudah 22 tahun di Jogja tapi baru tau ada objek wisata tersebut gara2 rencana jalan2 ini. Dan ternyata Goa pindul ini meskipun sudah lama diketemukan tetapi baru dijadikan objek wisata dalam waktu 9 bulan kebelakang atau sekitar pertengahan tahun 2010.

Goa pindul berlokasi di desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, sebelah utara dari pusat kota wonosari. Meskipun bukan goa yang bisa dibandingkan keindahannya dengan goa gong di pacitan ataupun goa jatijajar di kebumen, tapi goa ini memiliki keunikan tersendiri. Yang menjadi daya tarik utama dari Goa Pindul adalah goa ini bagaikan mata air di bawah tanah. Jadi untuk menyusuri goa atau yang sering disebut dengan "caving" di goa pindul ini kita diharuskan menggunakan ban dan pelampung agar bisa mengambang di permukaan air, karna katanya ada bagian dari air yang dalamnya lebih dari 10 meter.


Goa sepanjang 300 meter ini seluruhnya berada diatas aliran air. Meskipun tak terdapat disepanjang goa terdapat beberapa stalagtit dan stalagmid yang cukup besar dan indah. Bagian yang tidak terdapat stalagtit dan stalagmid merupakan dinding goa yang menjadi sarang bagi burung walet. Yang menjadi kekurangan dari goa ini adalah tidak adanya lighting alias lampu, sehingga kurang leluasa dalam pengambilan gambar. Selain itu karna aliran sungainya sangat tenang, sehingga kadang kami kurang bisa leluasa menikmati keindahan goa karna kami heboh sendiri gara2 ban yang sulit diatur pergerakannya.



Di ujung penyusuran goa terdapat bagian sungai yang tidak terlalu dalam. Sehingga kita bisa berenang-renang dan melompat ke sungai dari samping dinding goa. Dan posisinya disini aku adalah orang yang kemampuan renangnya paling buruk, alias ga bisa sama sekali. Jadilah aku jadi bahan guyon mereka saat kepalaku tenggelam, meskipun kepalaku tenggelam tidak lebih dari 10 cm dari permukaan tetapi karna kepanikanku alhasil aku kenyang minum air lewat hidung dan telinga.


Bonus lain bagi wisatawan di goa pindul adalah, setelah dingin2 caving kita bisa menikmati semangkuk bakso dan teh rosella. Selain goa pindul, kawasan desa wisata ini juga menyediakan rafting di sungai oya dan caving di goa glatik.

Next destination setelah goa pindul adalah puncak nglanggeran. Puncak nglanggeran merupakan situs gunung api purba yang terletak di desa nglanggeran, patuk, Gunung Kidul. Untuk mencapai puncak yang setinggi kurang lebih 200 m diperkirakan butuh waktu 1 jam berjalan mendaki, namun kami tidak berniat sampai puncak hanya sebatas semampu kaki kami melangkah saja.

Awal jalur pendakian sih begitu menggoda, tangga sudah terbuat, namun ternyata tak lebih dari 100 anak tangga jalur pendakian sudah terputus dan lanjut jalur yang makin ekstrim. Sampai di pos 1 pemandangan sudah cukup indah, dan kami belum terlalu lelah jadi lanjut ke pos 2.



Lanjut pos 2, perjalanan juga tak kalah ekstrim daripada sebelumnya. Jalur terekstim adalah ketika harus menaiki tangga kayu yang lebarnya tak lebih dari setengah meter di antara batu besar. Tapi ga nyesel karna pemandangan di pos 2 lebih terlihat indah.



Perjalanan setelah pos 2 sebenarnya tidak se ekstrim sebelumnya, hanya seperti menaiki tangga dari tanah, namun karna kami sudah terlalu lelah dan butuh air, akhirnya meskipun sedikit lagi puncak tetapi kami memutuskan untuk turun. Meskipun tidak sampai puncak, namun pemandangan yang kami lihat sudah cukup untuk membayar nafas ngos-ngosan dan pegalnya kaki. Sempet nyesel juga karna ga bisa narsis sepuasnya, tapi ya mau gimana lagi lebih besar hasrat untuk menghela nafas dan mengistiharatkan kaki.

Comments

  1. Hai Dila, ceritanya keren... rencana aku mau kesana ... hehe info waktu kesana Dila transportasinya naek apa ya ? hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kami dulu pake mobil,.. Kalau angkutan umum setauku cuma ada sampai kota kabupaten wonosari, mungkin bisa sambung naik ojek untuk sampai ke objek wisata...,
      Kalau masnya rombongan mending rental mobil dari jogja aja lebih murah...

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

10 Alasan Pilih Kampung Prai Ijing sebagai Tujuan Wisata Budaya Sumba

Pembuatan Pupuk Organik

[Korea Trip: Part 2] Lotte Mart dan Myeongdong, all about belanja