Cerita dr perjalanan hari ini: Ga slamanya nyasar itu merugikan!
Berawal dari sebuah kata yaitu PENELITIAN! Ya penelitian dalam rangka skripsi demi satu tujuan yaitu lulus. Karna inilah setiap 10 hari sekali selama 4 bulan ini kami harus mondar-mondir ke Gunung Kidul dengan rute Kecamatan Rongkop - Tanjungsari - Saptosari.
Naik-naik ke puncak gunung, mendaki gunung lewat berlembah menyusuri jalan perbukitan kars, setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam lamanya akhirnya kami sampai di Rongkop. Sesampainya di Rongkop kami segera melaksanakan tugas kami. Selesai dari Rongkop kami bergegas menuju Tanjungsari, dan oleh warga sekitar kami diberitahu jalur yang lebih cepat untuk menuju Tanjungsari yaitu jalur selatan.
Dengan berbekal kira-kira, kami menuju jalur selatan Gunung Kidul. Hanya naikan turunan yang kami jumpai dengan pemandangan bukit-bukit kapur di kanan dan kiri jalan. Setelah cukup jauh menyusuri bukit kapur akhirnya kami menemukan minimarket, kamipun sejenak beristirahat melepas dahaga dan bertanya jalur menuju tanjungsari. Penjaga minimarketpun memberi 2 alternatif jalan yaitu lewat jalur pantai atau jalur menuju wonosari. Karna ragu jika melewati jalur menuju wonosari nanti malah kembali ke kota wonosari, maka kami memilih jalur pantai.
Kami melanjutkan perjalanan menuju tanjungsari dengan memilih jalur pantai, kamipun semakin ragu karna kami merasa semakin jauh. Dan akhirnya kami tersadar bahwa kami nyasar alias salah jalur ketika kami di hadang oleh petugas retribusi pantai. Ternyata jalur yang kami lewati benar-benar jalur menuju pantai, bukan jalur pantai yang seperti kita bayangkan. Huft, ya sudahlah, kami tidak punya pilihan lain untuk membayar retribusi dan melanjutkan perjalanan menyusuri pantai.
Kekecewa karna harus membayar dan menempuh perjalanan yang lebih jauh, terbayar sudah ketika kami melihat hamparan laut selatan di tepi jalan. Kami pun menyempatkan untuk sejenak menikmati pemandangan pantai yang indah di tengah kepenatan perjalanan. Sebuah pantai (lupa nama pantainya) yang menyuguhkan panorama birunya laut yang menghampar luas ke samudra Hindia, deburan ombak yang memecah heningnya karang, dan bebatuan besar di tepian pantai yang menambah keelokan pantai. Kalau dilihat-lihat pantai ini seperti pantai di Belitung yang seperti di film laskar pelangi itu. Lautnya yang biru, pasir putih, dan batu-batu besar. Mungkin lebih indah lagi jika dapat menikmati matahari tenggelam dari pantai tersebut.
Selain pantai itu, sepanjang perjalanan kami juga melewati pantai-pantai lain yang sudah terkenal di kalangan masyarakat Jogja antara lain pantai Sundak, Drini, Krakal, Kukup, Baron, dan pantai-pantai lain yang tak diketahui namanya. Meski perjalanan ke pantai ini adalah karna nyasar, tapi lumayanlah cukup mengobati kepenatan selama perjalanan kami.
saudara2 sekalian, ternyata ini pantai Indrayanti. Pantai yg baru naik daun namanya beberapa waktu belakangan ini, dan tanpa sengaja aku sudah pernah mengunjunginya,... asyeekk.....
ReplyDelete