Ramadhan Datang, Alam pun Riang
Ramadhan datang alam pun riang
menyambut bulan yang berkah umat berdendang kumandang azan
pertanda hati yang senang
hoo...hati yang gembira
hoo...penuh suka cita
(Ramadhan Datang - Tompi)
Itulah secuplik lirik yang menggambarkan kebahagiaan umat muslim dalam menyambut datangnya bulan ramadhan. Seperti yang disebutkan dalam hadis nabi “Barang siapa yang gembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah mengharamkan jasadnya tersentuh kobaran api neraka.” Mudah2an saya termasuk dalam golongan tersebut, amin.
Namun di bulan ramadhan tahun ini bila dibandingkan dengan ramadhan tahun lalu ada setitik kebahagiaan yang hilang. Tentu saja karena suasana yang berbeda, tahun ini kembali berramadhan di rumah sedangkan tahun lalu tentu saja berramadhan di tanah rantau. Ramadhan tahun lalu tentu saja masih seputar di tempat KKN. Ya beginilah, kalo cerita tentang kkn ga kan ada habisnya.
Tahun lalu adalah ramadhan pertamaku jauh dari orang tua, awalnya aku berfikir bakalan bukan hal yang bagus, tapi ternyata "it's not bad". Banyak kecerian-kecerian baru yang kutemui. Mulai dari bangun sahur yang mau ga mau harus dibangunin ma alarm, lanjut ngrebus air dan bikin teh, tak lupa membangunkan deretan "pepes tidur" (julukan yg pas buat 5 cowok yang tidur di 1 karpet dan terbungkus selimut), dan yang bikin males banget adalah kalo piring sisa buka kemarin belum dicuci dan terpaksa deh harus nyuci piring sebelum sahur parahnya lagi kalo listrik ikut2an mati gara2 nyalain pompa air, dan yang paling bikir panik adalah kalo malemnya lupa belum masak nasi. Tak ketinggalan menyaksikan tontonan wajib yaitu ppt (para pencari tuhan). Dan semua itu dilakukan dalam waktu yang mepet, karna sulit buat kita bangun lebih awal. Tapi meskipun dengan mata ngantuk dan nyawa setengah sadar, tetap ada aja canda tawa menjadikan suasana dini hari yang dingin menjadi suasana yang hangat.
Dan yang beda lagi, selama ramadhan di kkn, aktifitas belum dimulai jika matahari belum sepenggalang (haha, meski kebiasaan buruk tapi tak pernah absen dilakukan), pondokan kkn seperti rumah mati dari setelah subuh sampai matahari agak meninggi. Yang juga tak ketinggalan adalah kehebohan kita dikala menjelang berbuka. Jajan es buah dan gorengan tak pernah ketinggalan, sate cokro dan soto kare ala bu margini yang selalu jadi menu andalan. Pokoknya kalo buka puasa udah kayak pasar jajanan deh. Dan pengalaman yang tak pernah ku lupakan adalah ketika aku, vina, dan mas andri berangkat tarawih ke masjid tapi sholat isya sudah selesai, daripada malu karena terlambat akhirnya kami mengendap-endap pulang, dan ternyata diperjalanan pulang justru lebih malu karena bertemu banyak warga sekitar.
Hmmm, benar2 ramadhan yang tak terlupakan, meskipun aku menyadari tahun lalu ibadahku di bulan ramadhan banyak yang kurang. Dan ramadhan sekarang adalah saatnya aku berbuat yang lebih baik. Meskipun berbulan ramadhan bersama keluarga di kampung sendiri merupakan hal yang dirindukan saat di tanah rantau, tapi ramadhan tahun lalu di tempat kkn memberi kebahagiaan tersendiri yang tak ku dapatkan di rumah. Aku rindu suasana2 itu, aku rindu sahabat2ku vina, wida, mas andri, rinto, adit,harka, hudan, alvi dan juga desa daleman.
Comments
Post a Comment