Pacitan Trip : Pengalaman baru dlm keberanianku

>> 06.40
Dinginnya pagi yang mulai pergi berganti hangatnya mentari, itulah suasana pagi di Tugu Teknik. Ya, Tugu Teknik! tempat andalan unt berkumpul bagi anak2 KKN-PPM UGM 2010 unit 121. Rencananya hari ini kita mau ke acara nikahannya mas Anang di Pacitan. Tapi pagi itu, i was very shock! tidak terlihat sesosok perempuan pun, hanya segerombolan laki-laki anak KKN dan anak Tek Nuklir. Dan ternyata memang hanya ada aku perempuan yang datang, perempuan yang confirm mau datang tiba-tiba membatalkan diri dan nana yang sangat antusias untuk ikut ternyata ada urusan mendadak. Aku pun sempat mengurungkan niatku untuk ikut perjalanan tersebut. Tapi teman2 subunitku meyakinkanku unt tetap ikut. Mas andri menyarankan "apa perlu Rinto nyamar jadi cewek!" Adit dan Rinto pun bersedia untuk menemaniku, adit juga memberi motivasi "pede aja dil, aku aja sering cowok sendiri diantara cewek2". Akhirnya dengan berbagai pertimbangan aku memutuskan untuk tetap ikut, aku berfikir mungkin dengan ini bisa jadi pembelajaranku agar bisa lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.

>> 7.30
Akhirnya kita meninggalkan Tugu Teknik dan memulai perjalanan ke pacitan. Aku berada di mobil ke-3 alias mobil terakhir bersama teman2 subunit adit, hudan, rinto, harka, mas andri yang juga sang driver, plus mas alan. Awalnya sih kami meragukan mas andri sebagai driver, ya gimana g ragu dia blm pny SIM dan pernah 2 kali gagal ujian SIM, dan ternyata bener sih agak ngeri juga. Perjalanan ke pacitan ini melewati jalan yg cukup membosankan jalanan yang naik turun, kanan kiri cuma ada pegunungan kars mulai dari halusnya jalanan wonosari (wono dan sari), lanjut nggronjal2nya jalanan wonogiri (wono= alas/hutan dan giri= gunung), sampai halus dan lebarnya jalanan punung (puncak gunung). Untungnya suasana di dalam mobil ga membosankan penuh dengan tawa dan cerita, mulai dari cerita skripsi, nostalgia jaman kkn sampai masalah permesuman.

>> 10.30
Tak terasa rombongan udah nyampe rumah mas anang. Parahnya pas kita nyampe udah rapi2 pake kemeja dan batik, e mas anangnya masih pake celana pendek. Hmm, ternyata kami datang kepagian, acara baru dimulai jam 13. Kami singgah terlebih dahulu di rumah mas anang. Dalam suatu obrolan pembukaan kami bertanya "mas anang istinya orang mana?" mas anang menjawab "asli wonogiri" dan popo bertanya "wonogiri ki pundi?". Parah banget si popo bisa2nya tanya wonogiri dimana padahal kan tadi lewat, dia kan sopir trus apa coba yang dilihat kok bisa sampai ga tau klo lewat wonogiri. Hari makin siang obrolan makin ngalor ngidul, popo dan mas andri sudah terlelap di sudut ruangan. Sementara itu aku dan adit mulai agak ga nyambung ketika hudan, miko, cahyo, rinto, dan harka mulai mengobrolkan lapangan pekerjaan. Tapi suasana kembali ramai ketika topik beralih ke "mimpi" (hmm, suatu hal yang tabu menjadi layak unt diperbincangkan, dan dikupas habis setajam pisau belati).

>> 13.15
Waktunya brangkat ke resepsinya mas anang, lokasi resepsinya tak jauh dari rumah mas anang yang kami singgahi. Kamipun masuk ke lokasi resepsi diiringi lagu "janji suci" milik yovie nuno dan disusul dengan lagu-lagu bernuansa religi yang dibawakan oleh grup nasyid. Suasana yang berbeda dengan resepsi pada umumnya di Jogja. Acara pun dimulai dengan berbagai sambutan dalam bahasa jawa. Meskipun saya orang jawa tapi kalo bahasanya bahasa peribahasa dan perumpamaan begini, saya juga tidak mengerti maksudnya.

>> 14.30
It's show time, saatnya piring terbang alias piring makanan pembuka datang menghampiri kami dan dibarengi dengan suguhan "jurusan ndonya" alias campur sari dengan penampilan dan dandanan ala campursari pada umumnya. Saat sang penyanyi menghampiri rombongan kami para cowok2 terutama mas andri dan rinto tak berkedip menatapnya, berbeda dengan harka yang selalu menundukkan kepala. Aditpun langsung mengirim pesan padaku "jare mas andri melinda dee in action". Sedangkan rinto dan miko berdendang "bukak sithik joss".

>> 15.00
Tak sampai lagu selesai sang ketua rombongan berpamitan dan kamipun mengikutinya. keluar dari lokasi resepsi dengan candaan kami mengejek mas andri yang tampaknya belum puas menikmati campursari tapi sudah harus meninggalkan tempat tersebut. Rinto pun nyletuk ke mas andri "bsk klo nikahanmu aku g dateng klo hiburannya bukan ken dedes" (ken dedes: penyanyi dangdut koplo idolanya mas andri dan rinto).

>> 15.15
Saatnya berwisata, next destination adalah kota pacitan alias pantai. Perjalanan yang harus ditempuh menuju kota pacitan tak mulus alias jalannya banyak yang berlobang. Si rinto sampai berkata "bisa2nya jalanannya jelek gini padahal kota kelahirannya presiden". Sisi lain dari perjalanan menuju kota pacitan adalah kita bisa melihat laut dibalik bukit, dan tentunya dari atas bukit terlihat indahnya teluk pacitan dan kota pantainya. Meskipun kadang was2 ketika sesekali mas sopir meleng unt ikut nonton pemandangan.

>> 16.00
Mampir dulu ke masjid agung pacitan, sambil melihat kota pacitan. Meskipun merupakan pusat kota dari kabupaten pacitan, ya sekota-kotanya tetep aja sunyi senyap.

>> 16.30
Pantai Teleng Ria kami datang, saatnya bersenang-senang. Sayangnya matahari sedang tak tenggelam serong ke selatan, yah meskipun tidak melihat sunset di pantai, tapi seru lah menghabiskan sore di pantai. Pokoknya makasih deh buat popo yg udah jd tukang foto.


>> 17.30
Matahari mulai kembali ke peraduannya, waktunya pulang ke Jogja. Jalanan mulai gelap dan sepi, tak ada penerangan jalan. Ketika harka menyuruh kami unt menengok ke belakang, ih waw serem bgt jalanan bagaikan keluar dari gua yg sama sekali tak ada cahaya, emang pantes sih semboyannya aja pacitan kota 1001 goa. Si sopir makin ngeri nyetirnya, kepental sana sini, belok ga pake direm, sepertinya bener2 ga rela klo penumpangnya mau tidur. Dan aditpun mulai agak cerewet dengan kata2 "awas, rasah melu nyelip2", hmm adit nih kayak ibuku aja klo yg lagi nyetir bapakku. Tak ketinggalan hudan pun berkali-kali menyarankan, memberi ide, bahkan memerintahkan agar "edheng-edheng", hah awalnya sih kami heran kata2 apa itu? ternyata "edheng-edheng" alias "slowly but sure" alias "pelan-pelan saja".

>> 20.30
Makin dekan dengan ujung bukit. Nampak harka yang mulai tak sabar melihat bukit bintang yang selama ini ramai diperbincangkan. Sebenarnya tidak hny harka kami yang lain juga belum pernah sih lewat bukit bintang di malam hari. Lampu-lampu jogja mulai terlihat menandakan berakhirnya perjalanan menelusuri pegunungan seribu. Eh ternyata bagus lho jogja malam hari bila dilihat dari atas atas bukit, hmm jadinya malah aku sendiri yang paling terheran-heran.
Laju mobil pun ikut memelan, tau aja kalo kita mau lihat pemandangan. Mas andri pun mulai nyantai membawa si mobil, ditandai dengan kegilaannya yg mulai muncul. Sesekali dia berteriak kpd truk di depan karna ga bisa menyalip, ataupun berteriak memanggil nama rinto dan harka kepada orang2 di jalanan. Tak ketinggalan dia meledek hudan "piye dan, perlu edheng-edheng g?".

>> 21.00
Finnally, sampai juga di halte tempat kumpul dan tempat berpisah, yup mana lagi klo bukan tugu teknik. Huh, leganya mas andri membawa nyawa kita dengan selamat, maskipun ngeri tak doakan deh mas, mudah2an ujian SIM yg ke-3 kalinya dirimu bisa lulus.
Rombongan mobil lain nampaknya sudah sedari tadi sampai di tugu teknik. Dari arah parkiran terlihat miko sedang berjalan dengan muka yang agak kurang meng-enak-kan, kami berfikir mungkin dia merasa lama menunggu kami, karna helmnya tadi pagi dipinjam dan kemudian ditaruh di motorku.
And, it's time to go home, thanks for amazing day, see you next time my friends.

>> 22.00
Sampailah di kasur juga. Tak lupa update status dulu biar tetep eksis. Dan tak disengaja membaca status miko "motor dirantai, jadi dipaksa menginap di parkiran". Hmm, kasihan jg si miko, malem2 hrs berdebat dengan satpam. Untungnya tadi pagi rinto dan adit memarkir motorku di parkiran geodesi, ya meskipun dijadiin kloset buat burung tapi mendinglah daripada dirantai.
Dan akhir dari segala akhir untuk hari ini adalah, it's time to sleep, sambil merenungkan inilah pengalaman pertamanku pergi ke luar propinsi bahkan lintas 3 propinsi yang mana dalam rombongan itu aku cewek sendiri. Hmm, ternyata tak seburuk yang kubayangkan, meskipun awalnya butuh keberanian ekstra.

Comments

Popular posts from this blog

10 Alasan Pilih Kampung Prai Ijing sebagai Tujuan Wisata Budaya Sumba

Pembuatan Pupuk Organik

[Korea Trip: Part 2] Lotte Mart dan Myeongdong, all about belanja